Jumat, 18 Januari 2013

KARYA TULIS ILMIAH(LIMBAH UDANG)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              LATAR BELAKANG
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi atau domestik (limbah rumah tangga, yang lebih dikenal dengan sampah). Saat masyarakat melakukan aktivitas untuk menghasikan sesuatu barang produksi maka akan timbul suatu limbah karena tidak mampunya pengolahan yang dilakukan oleh masyarakat. Tentunya limbah tidak dikehendaki lingkungan dan masyarakat karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bukan itu saja, limbah juga dapat mencemari lingkungan tempat tinggal masyarakat.
Salah satunya adalah limbah udang yang dihasilkan oleh suatu industri perikanan. Walaupun kelihatannya sepele, limbah udang yang dibiarkan begitu saja tampah diolah, akan menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Sebagian besar limbah udang berasal dari kulit, kepala, ekor, dan air dari udang itu sendiri. Fungsi kulit udang tersebut pada hewan udang (hewan golongan invertebrate) yaitu sebagai pelindung (Neely dan wiliam, 1996). Kulit udang mengandung protein (25%-40%), kalsium karbonat (45%-50%), dan chitin (15%-20%) tetapi besarnya komponen tersebut tergantung pada jenis udangnya sendiri (Focher et al.,1992).
Desa Sungonlegowo, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik merupakan salah satu desa yang sebagian besar penduduknya menggeluti berprofesi sebagai petani tambak udang. Setiap musim panen, para petani tambak tersebut memperoleh hasil udang yang melimpah. Namun disamping semua itu profesi sebagai petani tambak mengahasilkan limbah. Limbah yang dihasilkannya itu berupa kulit udang, kepala udang, dan air kupasan udang (biasanya masyarakat Desa Sungonlegowo menyebutnya “lemi”). Salah satu upaya yang dilakukan masyarakat Desa sungonlegowo dalam mengatasi limbah yang dihasilkan dari profesi mereka sebagai petani tambak udang yaitu dengan memanfaatkan limbah udang tersebut untuk diolah sebagai krupuk udang, petis, dan pakan ternak ikan. Selain untuk mengurangi limbah yang dihasilkan dari profesi tersebut, pemanfaatan limbah udang tersebut juga bisa meningkatkan nilai ekonomis dari suatu limbah yang masih dapat dimanfaatkan.
Dari urian tersebut mendorong penulis untuk mengungkapkan dalam karya ilmiah dengan judul “PEMANFAATAN LIMBAH UDANG UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT SUNGONLEGOWO BUNGAH GRESIK”. Tujuan dalam penelitian ini yaitu penulis ingin meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sungonglegowo dengan memanfaatkan limbah udang agar tidak terbuang dengan percuma.
1.2              RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari karya tulis ini adalah :
1.                  Bagaimana masyarakat Desa  Sungonlegowo memanfaatkan limbah pengolahan udang?
2.                  Apakah pengolahan limbah udang dapat memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat Desa Sungonlegowo?
1.3              TUJUAN
Adapun tujuan karya tulis ini adalah :
1.                Untuk mengetahui pemanfaatan limbah pengolahan udang menjadi produk yang bermanfaat atau memiliki nilai tambah.
2.                Untuk mengetahui peningkatan nilai ekonomi dari limbah pengolahan udang pada masyarakat Desa Sungonlegowo
1.4              MANFAAT
1.              Menambah informasi dan pengetahuan untuk masyarakat sekitar.
2.              Memanfaatkan limbah udang agar dapat diolah sebagai produk olahan yang lebih bermanfaat.
3.              Mengurangi pencemaran lingkungan.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1   LIMBAH
Limbah merupakan bahan buangan atau sisa dari semua aktivitas yang dilakukan oleh manusia seperti limbah dari pabrik industri, limbah dari hasil kegiatan rumah tangga dan lain sebagainya (Supriyadi, 2002).
Limbah dapat berupa limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik merupakan limbah yang cepat terdegradasi dan pengolahannya pun lebih mudah bila dibandingkan dengan limbah anorganik. Namun, jika kedua limbah tersebut ada dalam jumlah yang besar, maka akan menjadi masalah.
Alam memiliki kemampuan untuk mengatasi limbah.  Berbagai siklus yang terdapat di alam mampu mengatasi limbah.  Meningkatnya konsentrasi limbah yang terlalu cepat akan menyebabkan siklus yang ada tidak mampu bekerja secara baik.  Pada konsentrasi tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Ada banyak jenis limbah yang dapat dimanfaatkan kembali melalui daur ulang dan dikonservasikan ke produk lain yang lebih bermanfaat, misalnya limbah dari industri pangan. Limbah tersebut biasanya masih banyak mengandung serat, karbohidrat, lemak, protein, asam organik, dan mineral (Suhartini dan Nur Hayati, 2004).
Dalam konsep pemanfaatan limbah sebagai upaya untuk membangun usaha kecil dan menengah (UKM), maka hal yang pertama kali harus kita ketahui adalah sifat kimia dan sifat fisiknya, hal itu penting karena dapat digunakan untuk memperkirakan produk akhir yang mungkin dihasilkan dan tingkat teknoekonominya (Suhartini dan Nur Hayati, 2004). Menurut Kistinnah (376, 2009) cara menangani limbah diharapkan tidak menyebabkan polusi dengan prinsip ekologi yang dikenal dengan istilah 4R yaitu sebagai berikut :
1.      Recycle artinya mengolah kembali limbah agar bisa memiliki nilai tambah.
2.      Reuse artinya memanfaatkan kembali limbah yang sudah tidak dipakai tampa diolah.
3.      Reduce artinya melakukan pengurangan bahan / penghematan.
4.      Repair artinya melakukan pemeliharan
2.2                        UDANG
Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut, atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Udang biasa dijadikan makanan laut (seafood).
Banyak crustaceae yang dikenal dengan nama "udang". Misalnya mantis shrimp dan mysid shrimp, keduanya berasal dari kelas Malacostraca sebagai udang sejati, tetapi berasal dari ordo berbeda, yaitu Stomatopoda dan Mysidaceae. Triops longicaudatus dan Triops cancriformis juga merupakan hewan populer di air tawar, dan sering disebut udang, walaupun mereka berasal dari Notostraca, kelompok yang tidak berhubungan.
Selain lezat udang juga dikenal kaya gizi. Nilai protein udang  dikategorikan complete protein karena kadar asam amino yang tinggi, berprofil lengkap dan sekitar 85-95 persennya mudah dicerna tubuh. 100 gr udang mentah mengandung 20,3 gr protein atau cukup untuk memenuhi kebutuhan protein harian sebanyak 41 %.
Kalori energi udang yang sangat rendah (hanya 106 kalori per 100 gr udang) menjadikannya salah satu makanan diet yang sangat baik. Udang juga hanya mengandung sedikit asam lemak jenuh. Memang kandungan kolsterol udang cukup tinggi yaitu 152 mg per 100 gr udang segar. Namun hampir sama halnya seperti tuna dan makanan laut lain, segala manfaat nutrisi udang akan mengalahkan efek-efek negatifnya. Asam lemak esensial yang dikandung udang mampu meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik) serta menurunkan LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida dalam darah sehingga baik bagi kesehatan kardiovaskular.
Berbagai vitamin baik jenis larut air dan lemak juga sangat tinggi pada udang sehingga sangat baik dikonsumsi. Udang juga mengandung berbagai mineral yang penting bagi tubuh. Seperti yang sudah diketahui, mineral dari bahan makanan laut lebih mudah diserap tubuh dibandingkan yang berasal dari kacang-kacangan dan serealia.

2.3  LIMBAH UDANG
Limbah udang berarti bagian tubuh udang yang tidak digunakan lagi. Sebagian besar limbah udang berasal dari kulit, kepala, ekor dan air dari udang itu sendiri. Fungsi kulit udang tersebut pada hewan udang (hewan golongan invertebrate) yaitu sebagai pelindung (Neely dan wiliam, 1996). Kulit udang mengandung protein (25%-40%), kalsium karbonat (45%-50%), dan chitin (15%-20%) tetapi besarnya komponen tersebut tergantung pada jenis udangnya sendiri (Focher et al.,1992).
2.4  NILAI EKONOMI
Definisi NIlai ekonomis adalah Nilai yang dimiliki oleh seseorang yang bisa diperhitungkan dengan Nilai Uang sejak dia memasuki Masa Produktif sampai dengan Habisnya Masa Produktif Tersebut.
Masa Produktif adalah suatu masa dimana seseorang memiliki penghasilan untuk dirinya sendiri dan untuk keluarganya. Jadi Seseorang yang sudah memasuki masa produktif, dan dia mampu menghasilkan penghasilan yang bisa digunakan untuk seluruh keluarga dan dirinya sendiri , maka seseorang tersebut dinyatakan mempunyai NILAI EKONOMIS yang tinggi. Memiliki penghaslan berarti bahwa orang tersebut mampu memberikan kehidupan yang layak kepada keluarganya ( meskipun pengertian LAYAK disini sangatlah relatif dan sangat disesuaikan dengan pola dan kebutuhan masing masing keluarga.
Edward D. Heller, 1971 membagi nilai ekonomis terdiri dari 4 jenis nilai yaitu:
a. Nilai guna (use value), merupakan suatu nilai yang diperoleh dari terpenuhinya suatu fungsi, hal ini tergantung dari sifat-sifat khusus dan kualitas suatu benda.
b. Nilai kebanggaan (esteem value), merupakan sifat khusus dari suatu benda yang dapat mendorong orang untuk memilikinya, emosi, daya tarik, gengsi atau keindahan dari suatu benda yang merupakan faktor-faktor dominan yang mempengaruhinya.
c. Niali baiya (cost value), merupakan suatu nilai total biaya yang harus diperlukan untuk menghasilkan sesuatu termasuk biaya langsung maupun biaya tidak langsung.d. Niali tukar (exchange value), Merupakan suatu nilai tukar dari suatu obyek dari yang mempunyai sifat dari mutu tertentu dipertukarkan dengan obyek lainnya.
2.5  MASAYARAKAT SUNGONLEGOWO
Desa sungonlegowo, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik terletak di sebelah selatan Desa Gumeng, sebelah Barat Desa Watuagung, sebelah selatan Desa Bedanten, dan sebelah utara Desa Indrodelik. jarak Desa Sungonlegowo dari pusat pemerintahan kecamatan sejauh 4 Km.
Desa Sungonlegowo, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, merupakan desa yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani tambak udang. Dengan kondisi tersebut maka akan muncul potensi yang besar dalam bidang perikanan. Potensi yang besar itu belum dapat dioptimalkan dengan maksimal sehingga belum menjadi komoditas yang  dapat  diandalkan oleh pemerintah dan masyarakat sebagai sumber ekonomi yang menjanjikan.
Sektor  perikanan belum menjadi ekonomis penting bagi sumber ekonomi Desa Sungonlegowo dikarenakan penanganan potensi yang kurang tepat baik oleh  masyarakat Desa Sungonlegowo maupun perhatian dari pemerintah. Penanganan udang yang kurang tepat akan menjadikan ikan menjadi barang sampah yang sudah tidak dapat digunakan lagi. Ini terjadi karena udang merupakan salah satu jenis produk perikanan yang mudah mengalami kerusakan .





BAB III
METODE PENELITIAN
  1. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif  kualitatif.Penelitian deskriptif kualitatif adalah pencermatan tentang suatu benda yang dirinci menurut mutunya. Dalam mengangkat masalah ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan penelitian merupakan strategi yang akan digunakan oleh penulis dalam upaya mengumpulkan dan menganalisis data, sehingga mampu menyajikan informasi yang valid dan variabel (Bungin, 2001:87). Menurut Bungin, pendekatan kualitatif ialah pendekatan penelitian yang bersifat intensional, melibatkan makna dan interpretasi yang tersimpan di dalam diri peneliti.
Selanjutnya, Moleong (2003:3) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dengan demikian pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang melibatkan interpretasi peneliti dan berusaha mendeskripsikan makna suatu objek atau keadaan yang menjadi bahasan dalam sebuah penelitian.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan penelitian kualitatif, karena pada dasarnya penelitian menyajikan data-data berupa kata dan kalimat yang dianalisis berdasarkan pada bentuk yang sebenarnya tanpa melepaskan konteks data yang melingkupinya dengan memberikan pemaknaan berdasarkan interpretasi peneliti

  1. OBJEK PENELITIAN
Produsen home industri pengolahan limbah udang di Desa Sungonlegowo.
  1. TEMPAT DAN WAKTU
Pengambilan data (wawancara) ke rumah – rumah warga yang mengolah limbah udang dilaksanakan pada tanggal 12-15 mei 2011. Adapun secara terinci dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :
TABEL 3.1. Jadwal Wawancara.
No.
NAMA
ALAMAT
UMUR
WAKTU
1.
Senira
Jln. Kanoman Utara RT 12 RW 5, Sungonlegowo
45 tahun
12-05-2012
pukul 10.55 WIB
2.
Hj. Zainah
Jln. Qomaruddin RT 1 RW 2, Sunonlegowo
55 tahun
12-05-2012
pukul 16.25 WIB
3
Toha
Jln. Raden Rahmat, Sungonlegowo
81 tahun
13-05-2012
pukul 16.40 WIB

  1. PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara
  1. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Berikut adalah intrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Nama responden     :
2. Umur                       :
3. Alamat                    :

Pertanyaan                  :
1.      Berapa jumlah limbah pengolahan udang yang diperoleh setiap harinya?
2.      Apakah limbah udang masih bisa dimanfaatkan? Alasannya?
3.      Dari mana anda mendapatkan limbah udang?
4.      Apa saja produk olahan yang dihasilkan dari mengolah limbah udang?
a.       produk 1:
b.      produk 2:
c.       produk 3:
5.      Bagaimana cara pengolahan limbah udang?
a.       produk 1:
b.      produk 2:
c.       produk 3:
6.      Kemana saja hasil produksi limbah udang yang di pasarkan?
7.      Berapa pendapatan setiap bulan yang didapat dari hasil pengolahan limbah udang?
                                          
  1. TEKNIS ANALISIS DATA
Pertama penulis membuat angket pertanyaan, kemudian penulis mewawancarai narasumber untuk mendapatkan jawaban dari angket yang dibuat. Selain angket pertanyaan, penulis juga mencari bahan lainnya di internet dan buku. Setelah itu, penulis mengumpulkan data yang telah didapatkan dan disusun menjadi karya tulis ilmiah.
Setelah proses penyusunan selesai, penulis memperlihatkan hasil penulisannya untuk dikoreksi oleh guru pembimbing.


BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

4.1   PENYAJIAN DATA
Berikut ini akan dipaparkan hasil instrument pengumpulan data kepada warga Desa Sungonlegowo yang mengolah limbah udang menjadi berbagai produk yang lebih bermanfaat, terhitung mulai tanggal 12-15 Mei 2012. Peneliti mewawancarai lima orang pemilik home industri, akan tetapi di bawah ini akan dijabarkan hanya tiga sebagai perwakilan data. Uraian jawaban hasil instrument pengumpulan data ini akan diuraikan satu persatu berdasarkan ketiga narasumber tersebut, yaitu Ibu Senira, Ibu Hj. Zainah, dan bapak Toha.
Tabel 4.1. Hasil Wawancara
No
Aspek yang ditanyakan
Home industri 1
Home industri 2
Home industri 3
1.
Volume limbah
± 2 tong
± 176 kg (sudah dalam bentuk halus)
± 1 tong
2.
Sumber limbah udang
1. Mengupas udang sendiri.
2. Dari masyarakat Desa Sungonlegowo.
3.Mendapat pemasukan dari daerah lain (Desa Abar-abir).
1. Dari Masyarakat Desa Sungonlegowo.
2. Mendapat pemasukan dari desa lain (Desa Manyar, Desa Tajung)
1. Dari masyarakat sekitar Desa Sungonlegowo.
3.
Produk yang dihasilkan
1. Petis
2. kerupuk udang
1. Petis
1. Pakan ternak ikan.
4.
Proses pengolahan
·         Petis
1. limbah kepala udang dicuci bersih setelah itu digiling sampai halus dan  diperas.
2. Sari udang yang diperoleh dari hasil penyaringan, kemudian dimasak, masukkan bumbu dan aduk sampai kental.
·         Kerupuk udang
1.  campurkan bawang putih halus, garam, dan penyedap rasa dengan tepung tapioka, kemudian campurkan kaldu udang, aduk sampai rata.
2. Buatlah adonan bulat panjang dan bungkus dengan daun pisang kemudian kukus, setelah itu diamkan di ruang terbuka, stelah mengeras iris tipis-tipis dan jemur hingga kering.


  • Petis
1.Gilingan kepala udang yang sudah halus  disaring/diperas.
2. Dimasak hingga setengah mtang, masukkan bumbu, dan diaduk terus hingga kental.

·         Pakan ternak ikan
1. limbah udang dijemur dibawah sinar matahari dalam waktu tertentu hingga sampai benar-benar kering.

5.
Sasaran pemasaran produk
1.    Sekitar Desa Sungonlegowo.
2.    Di luar daerah (jombang, surabaya, lampung, dll)
1.    Sekitar Desa Sungonlegowo.
2.    Diluar daerah (Surabaya, Kalimantan, bandung, dll)
1. Diluar daerah
(Tuban, pangkah, dll)
6.
Pendapatan perbulan
1.  petis : ± Rp. 450.000,00
2. kerupuk udang : ± Rp. 1.800.000,00
± Rp.60.000.000,00
± Rp. 180.000,00


A.    Pembahasan 
1.      Pemanfaatan limbah udang di Desa Sungonlegowo
Sektor  tambak udang belum menjadi ekonomis penting bagi sumber ekonomi Desa Sungonlegowo dikarenakan penanganan potensi yang kurang tepat baik oleh  masyarakat Desa Sungonlegowo maupun perhatian dari pemerintah. Penanganan limbah udang yang kurang tepat akan menjadikan udang menjadi barang sampah yang sudah tidak dapat digunakan lagi. Ini terjadi karena limbah udang merupakan salah satu jenis produk perikanan yang mudah mengalami kerusakan.
Untuk  memaksimalkan potensi udang dan banyaknya limbah udang yang terbuang sia-sia tanpa ada nilai ekonimisnya maka perlu dilakukan suatu terobosan baru dalam  memanfaatkan limbah pengolahan udang salah satunya adalah dengan memanfaatkan limbah kepala udang yang terbuang sia-sia. Pemanfaatan ini, salah satunya adalah menjadikan sebagai bahan pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
P8290001.JPG
Gambar 1, limbah kulit udang
Untuk itulah, limbah udang yang terbuang itu ternyata masih dapat dimanfaatkan yaitu sebagai bahan baku pembuatan petis, kerupuk udang, dan pakan ternak ikan. Masih banyak hal yang perlu dikaji lagi mengenai pemanfaatan limbah  kepala udang untuk diolah sebagai bahan pangan. Karena masih banyak hal yang menjadikan kendala dalam pemanfaatan limbah udang itu sebagai bahan baku pembuatan petis, krupuk udang, dan pakan ternak ikan.
 Salah satu kendalanya adalah ada sebagian masyarakat yang tidak mau memanfaatkan limbah kepala udang tersebut. Padahal  limbah kepala udang tersebut sebagai solusi penghasilan ekonomi sehari-hari masyarakat Desa Sungonlegowo dan dapat dijadikan bisnis petis, krupuk udang, dan pakan teranak ikan. Sekaligus mengurangi sampah sebagai program ramah lingkungan.
Program ini diharapkan akan memberikan kegunaan untuk menumbuhkan jiwa sosial dalam melestarikan  lingkungan dalam hidup bersih dan sehat sebagai program ramah lingkungan. Dalam ranglestar masyarakat Desa Sungonlegowo sehingga mampu menemukan dan memanfaatkan limbah kepala udang sebagai program ramah lingkungan dan sebagai peluang usaha bisnis yang didasarkan pada potensi sumberdaya lokal atau masyarakat disekitarnya. Rintisan pemanfaatan limbah kepala udang usaha ini dapat dikembangkan menjadi usaha bisnis petis, krupuk udang, dan pakan ikan komersial.
P8280018.JPGTidak banyak yang mengetahui bahwa sesungguhnya petis adalah byproduct, atau parahnya bisa dikatakan bahwa petis adalah limbah industri.
Walaupun petis adalah limbah udang yang terkesan kotor, tetapi limbah ini bermanfaat, limbah yang memang masih memiliki nilai manfaat dan ekonomis tinggi. Petis Udang dibuat dari kepala udang, bukan udang utuh. Udang memiliki kandungan kaldu tertinggi di bagian kepala. Dan pembuatannya sebenarnya sangatlah sederhana karena memang tidak membutuhkan alat dan keahlian khusus. Alat-alat yang digunakan sangat tradisional. Hanya saja perlu ketelatenan dalam pembuatannya, karena jika memproduksi dalam kapasitas banyak membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, beberapa orang di Desa Sungonlegowo yang memproduksi petis dalam jumlah besar, mereka menggunakan alat-alat untuk membantu mempermudah pengolahan.
P8280024.JPG 






Gambar 2, alat untuk pemerasan limbah udang            Gambar 3, alat untuk mengaduk petis
Begitu pula dengan kerupuk udang, usaha pemanfaatan limbah pengolahan udang yang biasa dilakukan masyarakat dengan cara dan alat tradisional serta murah adalah pengolahan limbah udang menjadi bahan baku pembuatan krupuk udang. Dengan pembuatan kerupuk udang ini sebagai bahan baku pembuatan kerupuk udang, diharapkan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomi memiliki nilai ekonomi dan memiliki gizi yang tidak kalah dengan kerupuk yang berbahan baku ikan atau udang.
Selain dijadikan petis dan kerupuk udang, limbah udang juga bisa dimanfaatkan sebagai pakan ikan. Penggunaannya sebagai pakan secara langsung berupa limbah segar atau dikeringkan memiliki nilai protein dan kandungan mineral yang tinggi, sehingga cocok digunakan sebagai campuranpakan, terutama hewan domestik. Selain bernilai ekonomi dan bergizi, pemanfaatan limbah udang sebagai bahan baku pembuatan petis, kerupuk udang, dan pakan ikan, pemanfaatan limbah udang dapat  mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi pada tempat pembuangan limbah udang.
Setelah mengetahui produk-produk yang dapat dihasilkan oleh limbah udang, penulis juga mencari tahu pada narasumber tentang cara pengolahan produk-produk hasil limbah udang tersebut. Dari berbagai narasumber, penulis dapat mengetahui cara pengolahannya :
A.    Proses pembuatan petis
Sebenarnya proses pembuatan petis ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap pembuatan babonan petis dan tahap pembuatan petis.
1.       Proses pembuatan babonan petis
      1) Pencucian
Bahan mentah (kepala udang) harus dicuci bersih. Pencucian tidak bersih akan memberikan kesempatan berkembangnya bakteri pembusuk pada bahan mentah yang diolah, sehingga produk yang dihasilkan akan mempunyai mutu rendah.
2) Penumbukan / penggilingan
Penumbukan / penggilingan dimaksudkan untuk mendapatkan udang yang sebanyak–banyaknya. Penumbukan yang halus selain berpengaruh pada jumlah sari juga terhadap hasil babonan.
3) Penyaringan/pemerasan
Penyaringan/pemerasan dimaksudkan untuk memisahkan antara sari dan ampasnya.




Gambar 4, proses penyaringan secara tradisional


P8290025.JPG

4) Pengentalan
Sari udang yang diperoleh dari hasil penyaringan, kemudian dimasak sampai kental. Hasil yang diperoleh ini disebut babonan petis. Proses pengentalan ini dapat juga ditambah gula.

P8280004.JPG
Gambar 5, proses pengentalan secara tradisional.
Secara umum bagan proses pembuatan babonan petis sbb :
·          Kepala udang
·          Penumbukan/Penggilingan
·          Penyaringan/pemerasan
·          Pengentalan
·          Babonan petis.
2.       Proses pembuatan Petis
Proses pembuatan Petis
1) Membuat Larutan Gula dan Garam
Gula dan garam dimasukkan ke dalam air secukupnya sampai semua garam dan gula larut.
3) Pencampuran dan Pemasakan
Sambil larutan dipanaskan dan diaduk terus, babonan petis dimasukkan. Pemanasan dilakukan sampai campuran/adonan tersebut mengental. Dan dikemas dalam kemasan.


P8290008.JPG

Gambar 6, proses pengemasan petis

B.     Proses pembuatan kerupuk
Proses pembuatan kerupuk dari limbah udang tersebut adalah :
1.      Limbah udang (kepala dan ekor) dicuci dan dibersihkan dibuang bagian yang tidak diperlukan. Kemudian limbah udang dikukus dalam 2 liter   air sampai menjadi konsentrat 50 cc limbah udang masing-masing perlakuan.
2.       Bumbu-bumbu yang digunakan seperti bawang putih, gula, garam, dan penyedap rasa dihaluskan menjadi satu.
3.      Campurkan konsentrat limbah udang 50 cc dengan bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan, tepung tapioka dicampur menjadi satu dan diaduk-aduk hingga menjadi adonan yang homogen.
P8290011.JPG
Gambar 7, proses pencampuran pembuatan krupuk
4.      Buatlah adonan bulat panjang dan bungkus dengan daun pisang/plastic. Lalu dikukus selama 2 jam. Setelah itu diangkat dari tempat kukusan kemudian didinginkan selama 24 jam hingga mengeras.
5.      Setelah cukup keras, adonan yang didinginkan dipotonhg tipis-tipis sesuai keinginan dengan pisau tajam, dan untuk memudahkan pemotongan, pisau dilumuri minyak goring.
6.      Setelah irisan kerupuk dipotong, dimasukkan kedalam “bidai” atau alat penjemuran, disusun lalu dijemur di terik sinar matahari.
7.      Setelah kerupuk kering dilakukan pengemasan.
C.     Proses pembuatan pakan ternak ikan
Proses pembuatan pakan ternak ikan dari limbah udang ini sangatlah muda.  Limbah udang yang tgerdiri dari kepala udang, kulit udang, dan ekor udang tersebut dijemur langsung di bawah sinar matahari sampai benar-benar kerning. Ketika cuaca cerah menjemur limbah udang tersebut hannya membutuhkan waktu selama 2 hari, namun apabila cuaca lagi tidak menentu, bisa-bisa waktu yang diperlukan sampai 1 minggu.
P8290013.JPG
Gambar 8, pakan ternak ikan
2.  Nilai ekonomis limbah udang
Limbah udang yang selama ini hanya dibuang sia-sia oleh masyarakat apabila diolah dengan tepat, limbah udang tersebut dapat mengatasi masalah perekonomian masyarakat Desa sungonlegowo. Dari beberapa narasumber yang penulis wawancarai, penulis mengetahui bahwa :
  • Home industri petis
ü  2 tong limbah udang         1,5 kg limbah udang halus         50 wadah petis (setiap wadah berisi ¼ kg petis siap dijual).
ü  setiap wadah petis (¼ kg) dijual dengan harga Rp.6.000,00.
  • Home industri kerupuk udang
ü  10 kg limbah udang                 2 liter air kaldu           5 kg krupuk     dijual dg harga Rp. 12.000,00 tiap kg
  • Home industri pakan ternak ikan
ü  1 tong limbah udang basah          10 kg limbah udang kering (pakan ternak ikan)          dijual dengan harga Rp.1.500,00 tiap kg
            Rata-rata para pemilik home industri di Desa Sungonlegowo menjual petis dengan harga Rp.24.000,00 tiap kg. Dengan harga itu setiap bulannya memperoleh pendapatan ± Rp. 60.000.000,00 tiap bulan , keuntungan yang diperoleh dari mengolah petis setiap bulanya ± Rp. 34.500.000,00 per bulan.
            Begitu juga dengan kerupuk udang, para pemilik home industi di Desa Sungonlegowo yang memanfaatkan limbah udang untuk dijadikan sebagai kerupuk udang, setiap kg kerupuk udang mereka jual dengan harga Rp.12.000,00. Dengan harga itu, setiap bulan para pemilik home industri kerupuk udang di Desa Sungonlegowo memperoleh pendapatan sebesar ± Rp.1.800.000,00 tiap bulannya. Dan memperoleh keuntungan sebesar ± Rp. 950.000,00 tiap bulan.
            Selain petis dan kerupuk udang, para pemilik home Industri pakan ternak ikan pun ikut memanfaatkan limbah udang sebagai pakan ternak ikan. Pakan ternak ikan dari limbah kulit udang yang dikeringkan itu menjual pakan ternak ikan dengan harga Rp. 1.500,00 per kg. Pendapatan perbulan home industri pakan ternak ikan yaitu ± Rp.180.000,00 tiap bulanya. Dengan meperoleh keuntungan sebesar ± Rp.105.000,00 tiap bulan.
            Dari uraian diatas, dapat disumpulkan bahwa limbah udang jika diolah dan dimanfaatkan secara tepat dapat sedikit membantu Masyarakat Desa Sungonlegowo dalam memenuhi kebutuhan manusia yang terus bertambah. Namun, penghasilan para home industri di Desa Sungonlegowo tidak tetap, pendapatan mereka tergantung pada pemasukan limbah udang yang diperoleh. Karena perolehan limbah udang tidak menentu, ketika panen udang melimpah limbah udang yang diperoleh juga banyak, namum ketika petani tambak udang kurang baik, maka limbah udang yang diperoleh pun tidak banyak. Sehingga pendapatan home industri petis, kerupuk udang, dan pakan ternak tergantung dari limbah udang yang diperoleh.


BAB V
PENUTUP
5.1  SIMPULAN
1.      Limbah udang DI Desa Sungonlegowo dapat dimanfaatkan atau diolah menjadi beberapa produk olahan, seperti : petis, krupuk udang, dan pakan ternak ikan. Proses pengolahan limbah tersebut pub sangat sederhana :
A.    Proses pembuatan petis
ü  Limbah udang dicuci bersih, kemudian dihaluskan, dan diperas.
ü  Kemudian sari udang tersebut dimasak dan masukkan bumbu sambil diaduk hingga mengental.
ü  Masukkan kedalam kemasan.
B.     Proses pembuatan kerupuk udang
ü  Limbah udang dicuci hingga bersih, kemudian rebus.
ü  Campurkan rebusan udang, bwang putih halus, garam, gula, dan penyedap rasa ke dalam tepung tapioka. Aduk sampai rata.
ü  Setelah rata, bentuk adonan bulat memanjang, kemudian kukus. Setelah matang, angkat dan dinginkan.
ü  Setelah mengeras, iris tipis-tipis dan jemur hingga kering.
C.     Proses pembuatan pakan ternak ikan
ü  Jemur limbah udang dibawah sinar matahari hingga benar-benar mengering.
2.      Nilai ekonomis perbulan dari limbah udang di Desa Sungonlegowo yang diolah menjadi petis memperoleh keuntungan ± Rp. 34.500.000,00 per bulan. Sedangkan limbah udang yang diolah menjadi kerupuk memperoleh keuntungan ± Rp. 950.000,00 tiap bulan. Selain itu, limbah udang yang diolah menjadi pakan ternak ikan memperoleh keuntungan ± Rp.105.000,00 tiap bulan.

5.2  SARAN
Untuk  memaksimalkan potensi udang dan banyaknya limbah udang yang terbuang sia-sia tanpa ada nilai ekonimisnya maka perlu dilakukan suatu terobosan baru dalam  memanfaatkan limbah pengolahan udang salah satunya adalah dengan memanfaatkan limbah kepala udang yang sekarang telah digeluti oleh beberapa masyarakat di Desa Sungonlegowo.
Penulis menyarakan agar pemilik home industri menambah wawasan untuk membuat produk-produk lain dari limbah udang dengan lebih kreatif lagi dalam mengolah limbah udang untuk menimbulkan nilai ekonomi yang lebih tinggi.



2 komentar:

  1. trimaksih kak atas bantuannya...
    karya ilmiahnya membantu kami

    BalasHapus
  2. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.

    Salam,
    (Tommy.k)
    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com
    Management

    OUR SERVICE
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri
    Rust remover
    Coal & feul oil additive
    Cleaning Chemical
    Lubricant
    Other Chemical
    RO Chemical

    BalasHapus